Baik Atau Buruk ?

“Walaupun motor ini tidak sempurna tapi sangat bermakna” tutur pak Kaji di depan motor bututnya. Beliau sangat menyayangi dan menyukai motor itu karena tersimpan banyak memori di dalamnya.

Di lain kesempatan anak pak Kaji ingin pergi keluar, tetapi motor yang ia punya sedang mogok. Kemudian ia melihat motor butut bapaknya terssebut, “ Wah, enggak mungkin ak pergi dengan motor butut itu. Aku pasti malu dengan teman-temanku.“

Dari dua hal diatas, apa yang terbersit di benak Anda ?

  • Pak Kaji orang sederhana.
  • Pak Kaji menyayangi motor butut.
  • Anak Pak Kaji orang yang gengsi.
  • Atau bahkan anda mungkin berpikiran bahwa Pak Kaji ini orang yang sudah berhaji dan punya cukup harta, tetapi beliau orang yang sederhana dan tetap menghargai motor bututnya.
  • Atau apapun yang sempat anda pikirkan.

Semuanya tidak ada yang salah maupun yang benar, karena yang akan saya bahas bukan pada hal tersebut. Tetapi lebih kepada nilai barang tersebut yaitu motor butut.

Coba bayangkan jika anda di hadapkan pada motor tersebut disuruh menilai apakah motor ini baik ataupun buruk ? hampir 100% saya yakin mengatakan “ buruk “.

Tetapi ketika saya tanya kepada Pak Kaji dan beberaoa dari anda yang sudah mendengar cerita tentang motor itu akan mengatakan “ baik “.

Lihat ??

Bagaimana sebuah kekuatan kata-kata/ cerita dapat merubah persepsi tentang baik dan buruk. Jadi bisa saya katakana bahwa baik atau buruk itu hanya ada pada benak kita masing-masing.

Kalau kita sudah suka, ada seribu kata untuk membuat hal buruk menjadi baik.

Begitu pula sebaliknya kalau kita sudah tidak suka, ada seribu kata untuk membuat hal yang baikpun menjadi buruk.

Jadi, masihkah anda percaya bahwa manusia bisa berpikir objektif ? coba renungkan setiap keputusan yang diambil manusia, anda sendiri.

Bagaimana kita memlilih agama, bukankah semua agama mengajarkan kebaikan. Tapi karena kita suka, dan terbiasa suka dengan suatu Agama, maka itu yang menjadi paling baik.

Dari satu hal yang kita suka tersebut membuat sebuah rumusan kebaikan-kebaikan yang lain. Katakanlah saya islam, karena saya lebih suka agama Islam maka saya pun mengatakan sesuai dengan keyakinan dalam islam bahwa mengucap salamtu baik, bahwa babi itu buruk dan banyak hal lainnya. Semuanya karena saya suka Islam.

Namun kadang kesukaan kita pada hal lain yang lebih bisa mematahkan beberapa prinsip dari hal yang kita sukai pula. Contohnya saya sangat suka dengan rokok, saya juga suka dengan Islam. Menurut Islam lebih baik meninggalkan hal yang tidak bermanfaat, salah satunya seperti rokok. Karena saya suka sekali dengan rokok, maka sayapun punya seribu kata dan seribu akal untuk merubah rokok menjadi baik, “ Kalau tidak ada yang merokok, maka kasian ribuan karyawan rokok akan kehilangan pekerjaan. Pajak rokok buat Negara pun tinggi “. Lah sejak kapan bisa mengurusi pekerjaan ribuan orang ? sejak kapan ngurusin pajak ? yak arena sejak suka rokok dan gak mau kesuakaannya di larang-larang.

Sudah paham ? betapa kuatnya factor suka ini mempengaruhi nilai baik dan buruknya suatu hal maupun perilaku atau apapun itu.

Objektif ? coba pikir kembali, dalami lagi. Kira-kira masih adakah yang benar-benar tidak berlandaskan suka maupun tidak suka.

Baik Atau Buruk ?

4 pemikiran pada “Baik Atau Buruk ?

  1. Artikel ini sangat menarik dan begitu spesial jika dibandingkan dengan pengetahuan-pengetahuan umum yang dipelajari di bangku sekolah.. jika anda mengizinkan saya ingin membagi postingan ini di blog saya.. terima kasih pengetahuannya.. mohon balasannya

Tinggalkan komentar